"inspiring you trading life"

Ketika "setitik" cahaya itu mulai terlihat... akhirnya asa tersambung jua...

salam sukses selalu

Saturday, December 4, 2010

Reksadana vs Unit Link

Reksadana vs Unit Link

Untuk kesekian kalinya saya menjawab pertanyaan tentang Unit Link (UL) yang ingin diberhentikan. Sebelum membahas UL, saya akan memberikan sedikit wacana untuk Bro & Sis tentang Perencanaan Keuangan. Ada lima langkah (piramida) dalam perencanaan keuangan:
Tidak perlu saya jelaskan satu persatu, pada intinya setelah kebutuhan dasar terpenuhi, maka yang harus dipenuhi berikutnya adalah pengelolaan resiko yang saat ini menggunakan media asuransi. Melakukan perencanaan keuangan keluarga ataupun pribadi, hukumnya wajib untuk melakukan pengelolaan resiko dari, cacat tetap total, penyakit kritis, meninggal terlalu cepat dan harta benda. Mengapa begitu? Cacat tetap total, dan penyakit kritis (jatung, kanker dll), adalah yang dapat menguras harta kekayaan kita yang sudah dikumpulkan bertahun tahun. Sedangkan resiko meninggal terlalu cepat bila tidak dikelola resikonya dapat menyebabkan keluarga yang ditinggalkan terlantar. Pada umumnya di negera tercinta ini setelah Basic Needs terpenuhi, lalu loncat ke Hard Asset, sedangkan bagi Bro & Sis yang mengetahui sedikit tentang paper asset khususnya reksadana dari Basic Needs loncat ke Paper Asset.

Apa alasannya masyarakat tidak suka membeli asuransi? Tidak suka karena produknya? Perusahaannya? Atau penjualanya yang mengatakan UL adalah investasi, atau karena penjualnya saudara dekat, atau karena penjualnya memaksa Anda membeli UL? Apapun alasannya setiap orang memerlukan asuransi. Sayangnya banyak orang yang merasa terjebak dalam satu produk yang asuransi yang mempunyai kandungan investasi (Unit Link). Entah karena apa, dalam beberapa waktu (bulan atau tahun) pembeli unit link mulai tersadarkan bahwa yang dibelinya adalah bukan murni investasi, sehingga pembeli unitlink tersebut mulai ragu, dan ingin memberhentikan UL dan menggantinya dengan instrument investasi lainnya.

Saya akan mulai membahas mengapa Unitlink seolah olah menjadi “buah simalakama” bagi pembelinya. terbuat dari apakah produk ini? sehingga menjadi pertentangan diantara Independen Financial Planner, agen asuransi, bahkan Financial Planner Berafiliasi (yang bergabung dengan perusahaaan asuransi). Seolah-olah agen asuransi dan Financial Planner Berafiliasi seolah-olah “dimusuhi” oleh Independent Financial Planner. Sehingga UL menjadi buah simalakama? Pembeli unit link lebih mempercayai Independen Financial Planner, walaupun menurut saya “saran tentang membeli termlife” belum tentu tepat bagi semua orang.

Dan pada alinea ini saya akan membahas terbuat dari apakah produk ini? Unitlink merupakan adonan sebuah produk asuransi termlife plus biaya mortalita + investasi dan biaya lainnya, termasuk komisi dari agen (sudah sewajarnya penjual asuransi mendapat komisi, karena seluruh biaya operasional dalam menjual asuransi ditanggung oleh agen yang penghasilannya based on commission). Unit Link lahir dari kebutuhan masyarakat, dikarenakan produk asuransi tradisional terlalu kaku, dan akhirnya lahirlah produk unitlink dengan tiga macam pembayaran premi:
  • PREMI BERKALA, merupakan dasar perhitungan uang pertanggunan.Dari premi berkala biaya-biaya dipotong. Cara pembayaran adalah regular, bisa bulan, triwulanan, semesteran, tahunan. Setiap perusahaan asuransi mempunyai kebijaksanaan masing-masing dari penggunaaan premi berkala, misalnya : tahun pertama seluruh pembayaran premi diperuntukan biaya-biaya artinya tidak teralokasi untuk investasi, tahun kedua dan berikutnya alokasi pembayaran biaya-biaya makin sedikit, dan alokasi investasi bisa mencapai 100 persen pada tahun ke 5, dan tahun ke 6 alokasi untuk investasi dipastikan 100 persen, dan biaya-biaya asuransi dipotong dari hasil investasi.

    Contoh : usia 30 tahun, pembayaran premi 500rb/bulan, bila meninggal mendapat 325 juta, bila terkena sakit kritis mendapat 325 jt, cacat tetap karena kecelakaan ataupun penyakit 325 jt. Bayangkan bila Anda baru berinvestasi 1 tahun setiap bulan 500 rb, tiba-tiba terkena serangan jantung? Dari mana anda akan mendapat uang untuk berobat? Ngambil tabungankah? Pinjamkah? (jangan lupa hutang itu diwariskan). Hasil investasi yang terbentuk pada produk Unit Link, dicadangkan untuk pemotongan biaya biaya asuransi, bila sewaktu-waktu telat membayar, sehingga asuransi tetap berjalan.

  • PREMI TOP UP BERKALA, diperuntukan untuk cadangan premi bila nasabah tidak mau membayar premi dalam jangka panjang, ataupun bila nasabah ingin berinvestasi melalui Unit Link (berinvestasi di UL bukanlah hal yang haram). Penting untuk memisahkan premi untuk proteksi dan premi sebagai sarana investasi (premi berkala dan premi top up). Mengapa ini menjadi penting? Karena banyak orang yang belajar berinvestasi melalui UL. Bila pembeli Unit Link mulai mengerti instrument investasi yang lebih baik dari UL, maka yang dipindahkan adalah top up saja. Bukan UL nya diberhentikan, karena kerugiannya ada pada pembeli, mempunyai reksadana tetapi tidak mempunyai asuransi. Akhir-akhir ini gejala ini sering terjadi.

  • PREMI SINGLE TOP UP, lebih ditujukan bila seorang pembeli asuransi ingin berinvestasi di Unit Link, bisa jadi sebagai sarana balancing pada portofolio investasinya. Produk ini tetap mempunyai proteksi, tetapi tidak sedahsyat pada pembayaran Premi Berkala.
Beberapa klien saya belum berani berinvestasi di reksadana, sedangkan klien tersebut juga membaca pendapat "jangan berinvestasi di UL", sehingga menyebabkan klien bingung. Akhirnya, klien tersebut masih saja menggunakan instrumen investasi yang hasil investasinya jauh dibawah inflasi (contoh: deposito)

BAGAIMANA DENGAN SARAN MEMBELI ASURANSI TERMLIFE

Tentu saja saya setuju dengan saran ini, asalkan pembeli termlife sudah betul2 menyiapkan dana kesehatan untuk penyakit kritis saat ini dan dana kesehatan dihari tua setelah pensiun. Pembeli Termlife harus seorang sangat tertib, tidak pernah lupa, dan tidak pernah telat bayar premi apapun alasannya, dan tidak pernah mendapat kesulitan keuangan.

Tapi saya mempunyai pendapat pribadi, karena proteksi diperlukan sampai saat kita tua, saya lebih cenderung menyarankan membeli asuransi seumur hidup (whole life) atau asuransi apapun yang bisa melindungi seumur hidup. Termlife mempunyai masa perlindungan terbatas, maximum 60 tahun, sedangkan kebanyakan orang yang mendapat penyakit kritis setelah berusia 60 tahun, UL memberikan perlindungan tersebut sampai usia 70 tahun dan perlindungan meninggal sampai dengan 100 tahun.

BAGAIMANA DENGAN PENDAPAT PISAHKAN INVESTASI DARI ASURANSI

Saya setuju 100%, tentunya ditujukan bagi orang yang sedikitnya mengerti tentang instrument investasi seperti reksadana. Lalu bagaimana dengan orang yang sudah mempunyai UL? Sedangkan tujuannya adalah investasi? Lihat kembali polisnya, silahkan pindahkan top up nya ke reksadana, dan maksimumkan uang pertanggungan. Jangan sampai terjadi Anda membayar premi 1 juta/bulan hanya mendapatkan uang pertanggungan 100 juta, ini yang saya maksud. Misal saja dirubah menjadi premi 500rb/bulan, uang pertanggungan 325jt (tergantung usia), dan 500 ribu sisanya diinvestasikan di reksadana.

(sumber: http://portalreksadana.com/node/417)

Sharing Forex's Fan Box


Powered by GainScope.com - Forex